Foto Google.com |
Witriyantosaja - Sungguh ironis di kota besar seperti Ibukota masih terdapat penyandang buta aksara. Bahkan jumlahnya cukup fantastik berkisar 27.920 orang. Oleh karena itu, pemerintah pusat maupun daerah harus mempunyai strategi jitu untuk memerangi kebodohan tak bisa membaca dan menulis tersebut. Untuk itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, Pemprov DKI melalui Disdik berjanji akan segera mengentaskannya melalui pendirian dan pembinaan pusat kegiatan belajar mandiri (PKBM) yang akan lebih diintensifkan.
"Penyandang buta aksara berkisar 0,3 persen dari jumlah penduduk, tapi untuk kota Megapolitan seperti Jakarta, jumlah itu sudah cukup banyak. Kami berharap bisa segera ditangani," ujarnya pada peringatan Hari Aksara Internasional ke-46 di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Selasa (6/12). Taufik berpendapat, langkah ini bertujuan seluruh masyarakat Jakarta mampu membaca. Hal terpenting program ini sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan harkat martabat warganya.
"Dengan bisa membaca timbul kepercayaan diri yang tinggi sehingga diharapkan kualitas hidup jauh lebih baik," urai Taufik. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal Disdik DKI Jakarta, Abdul Hamid menjelaskan, kini PKBM yang terdaftar di Disdik Jakarta ada 240 lembaga dan 38 diantaranya merupakan PKBM negeri. Sisanya dikelola swadaya masyarakat yang mendapat bantuan dan pembinaan dari pemerintah.
Ditambahkan Abdul Hamid, selain Paket A, B, dan C, saat ini PKBM juga mengajarkan kepada peserta didik dengan sejumlah ketrampilan khusus. Diantaranya komputer, memasak, membuat kerajinan tangan dan akuntansi. Acara tersebut menampilkan pentas seni dari para peserta didik PKBM dan penyerahan piala kepada sejumlah pemenang lomba PKBM bagi pengelola hingga tutor.
"Penyandang buta aksara berkisar 0,3 persen dari jumlah penduduk, tapi untuk kota Megapolitan seperti Jakarta, jumlah itu sudah cukup banyak. Kami berharap bisa segera ditangani," ujarnya pada peringatan Hari Aksara Internasional ke-46 di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Selasa (6/12). Taufik berpendapat, langkah ini bertujuan seluruh masyarakat Jakarta mampu membaca. Hal terpenting program ini sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan harkat martabat warganya.
"Dengan bisa membaca timbul kepercayaan diri yang tinggi sehingga diharapkan kualitas hidup jauh lebih baik," urai Taufik. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal Disdik DKI Jakarta, Abdul Hamid menjelaskan, kini PKBM yang terdaftar di Disdik Jakarta ada 240 lembaga dan 38 diantaranya merupakan PKBM negeri. Sisanya dikelola swadaya masyarakat yang mendapat bantuan dan pembinaan dari pemerintah.
Ditambahkan Abdul Hamid, selain Paket A, B, dan C, saat ini PKBM juga mengajarkan kepada peserta didik dengan sejumlah ketrampilan khusus. Diantaranya komputer, memasak, membuat kerajinan tangan dan akuntansi. Acara tersebut menampilkan pentas seni dari para peserta didik PKBM dan penyerahan piala kepada sejumlah pemenang lomba PKBM bagi pengelola hingga tutor.
Sumber : [ 108csr.com ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar