![]() |
foto google |
Witriyantosaja - Laporan penelitian pasar Deutsche Bank menyebutkan, karyawan Bank
Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Central Asia (BCA), dan Bank
Rakyat Indonesia (BRI) termasuk penerima penghasilan tertinggi di sektor
perbankan. "Berdasarkan studi kami, BCA dan BRI mempunyai
posisi yang baik dalam menghadapi risiko kenaikan biaya pekerja," kata
para analis Deutsche Bank (DB) dalam laporannya, Senin (9/1/2012) di
Jakarta. Dengan posisi ini, BRI dan BCA berpeluang untuk mencatat
kenaikan produktivitas karyawannya.
Laporan DB menunjukkan, aset BRI per karyawan melonjak dari Rp 6,9 miliar menjadi Rp 10,6 miliar dalam tiga tahun atau compound annual growth rate
(CAGR) sebesar 19 persen. Adapun aset per karyawan BCA naik dari Rp
12,2 miliar menjadi Rp 18,2 miliar atau CAGR sebesar 17 persen pada
periode yang sama. CAGR kedua bank itu lebih tinggi dibandingkan
rata-rata sektor perbankan di angka 9,8 persen. Rasio pinjaman
per karyawan BRI dan BCA pun meningkat. CAGR BRI untuk rasio ini sebesar
22,5 persen, sedangkan BCA tercatat 23 persen. Angka ini lebih tinggi
ketimbang rata-rata industri, yakni 14,3 persen. "Ini menjelaskan
(kenapa) rasio laba per karyawan tinggi," sebut para analis DB.
Sementara
itu, BNI dan Bank Mandiri punya rata-rata biaya personel paling tinggi,
yakni Rp 230 juta-250 juta per tahun. Para analis DB
memperkirakan, kedua bank hanya akan menghadapi sedikit risiko dalam
kompetisi sektor perbankan. DB berharap kedua bank ini mampu
meningkatkan rasio produktivitas karyawannya seiring dengan pertumbuhan
penyaluran pinjaman yang diharapkan dapat meningkatkan kenaikan modal
sekarang ini.
"Secara keseluruhan, karyawan dari bank-bank utama
seperti BBCA/BBNI/BMRI (Mandiri)/BBRI, termasuk penerima bayaran yang
tertinggi di antara profesional. (Ini) menimbulkan biaya yang mahal bagi
bank-bank kecil dalam bersaing," kata para analis DB.
Sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar